Meski namanya sangat awam di telinga, Kristen Calvinis ini rupanya ajaran dari Protestanisme. Dimana ajaran ini diajarkan oleh reformator Perancis.
Kristen Calvinis merupakan Protestanisme yang masih mengikuti teologi yang dimana berdasarkan ajaran dari reformator Perancis bernama Yohanes Calvin yang hidup pada abad ke 16. Pria ini yang berperan terhadap terjadinya reformasi Protestan bersama dengan Martin Luther.
Awal mulanya Yohanes hanya mengembangkan suatu ilmu teologi kristen yang sistematis dimana terbentuk cabang Protestanisme dalam tradisi kristen yang mana mulanya disebut Calvinisme atau Reformed Christianity Calvinisme dimana semuanya berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Tuhan berdasarkan apa yang ada dalam Alkitab.
Sejarah Kristen Calvinis yang Dikenal Hingga Sekarang
Pria bernama Yohanes Calvin lahir dan besar di Perancis pada tahun 1509. Dimana waktu itu orang tuanya meminta untuk ia menjadi seorang Pengacara, tapi Calvin memberontak dan bergabung ke gerakan Reformasi yang ada di Perancis. Ketertarikannya kepada teologi yang membuatnya tidak ingin menjadi Pengacara.
Calvin yang telah beranjak dewa menulis suatu buku bernama Institutio Agama Kristen dimana menjadi karya teologis yang terbit pertama dalam aliran kristen calvinis. Karya ini memuat pandangannya terkait teologi, doktrin dan kehidupan agama kristen dalam suatu pemahaman yang sistematis.
Setelah karya pertamanya terbit, Calvin memulai hidup di Jenewa, Swiss pada abad ke 16. Ia memiliki komunitas kristen yang menganut ajarannya. Akhirnya dipilihlah Jenewa sebagai pusat alirannya tersebut berdiri. Calvin dan rekannya langsung saja aplikasikan prinsip yang ada dalam Alkitab. Bahkan, sampai mendirikan sekolah dan lembaga pendidikan teologi.
Aliran Calvinis ini berkemabng pesat menyebar ke berbagai negara eropa seperti Belanda, AS, Inggris, Skotlandia, dan negara eropa lainnya dan berdampak pada Protestanisme di dunia.
Aliran Calvinisme Berpengaruh Terhadap Sosial dan Budaya
Siapa sangka kalau kristen calvinis ini tidak hanya berpengaruh terhadap teologis saja. Tapi, juga berdampak pada kehidupan sosial dan budaya. Calvin memiliki aturan yang begitu ketat bagi para anggotanya dengan aturan etika kerja, moral, dan ketertiban.
Ia menginginkan sekolah yang mengajarkan terkait Alkitab dan anggotanya diajarkan untuk berprinsip kalau mengubah dunia itu ajaran dari Tuhan. Calvinisme dikenal dengan etos kerja yang disebut sebagai “Etika Kerja Protestan” yang mana mengajarkan tentang pekerjaan harus dilakukan secara giat dan bersungguh – sungguh pelayanan ke Tuhan.
Konsep ini bayangin sampai berdampak ke ekonomi juga di Eropa dan AS. Dimana disana memang orang – orangnya terkenal pekerja keras, disiplin dan menjadi ciri yang harus dilakukan oleh para penganut aliran calvinisme.
Pengaruh Calvinisme Pada Kehidupan
John Knox merupakan orang yang telah mendirikan gereja Presbiterian yang ada di Belanda dan Inggris.Pengaruh aliran calvinisme akhirnya menyebar juga ke Amerika Utara. Sedangkan di Belanda terdapat gereja reformed dimana berperan terhadap politik dan budaya. Calvinisme ini berpengaruh juga loh ternyata terhadap merdekanya Belanda dari Spanyol.
Sedangkan di Swiss, Perancis, Jerman, calvinisme ini berkembang menjadi berbagai macam. Meski, ada tantangan yang harus dilalui dari Pemerintah yang berafiliasi dengan gereja katolik.
Calvinisme Pada Zaman Modern Sekarang
Pada zaman semakin modern sekarang, banyak gereja Reformed yang tetap mempertahankan aliran calvinisme di Eropa dan Amerika Utara khususnya. Pada berbagai belahan negara lainnya, tradisi ini menetapkan teologi sebagai dasar gereja reformasi dan presbiterian dimana kitab sebagai hal penting dalam kehidupan agama kristen.
Kesimpulan
Kristen Calvinis ini bermula dari ajaran Reformator Perancis bernama Yohanes Calvin yang dimana ia menerapkan ajaran teologi berdasarkan Alkitab. Ajaran ini sekarang telah menyebar ke berbagai negara seperti Amerika Utara dan belahan negara eropa lainnya. Meski sudah sangat kuno terbukti ajaran ini tetap dilestarikan.